Dialog Bersama Menkopolhukam dan Gubernur Sulut, Tinangon: KPU Telah Ajukan Banding

Manado, TimurTimes.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) di semua tingkatan tetap konsisten menggelar setiap tahapan pemilihan umum (pemilu), meskipun ada putusan PN Jakarta Pusat yang mengabulkan gugatan Partai Prima, yang meminta KPU untuk menunda tahapan pemilu.
Hal tersebut disampaikan Ketua KPU Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Meidy Yafet Tinangon, ketika menyampaikan materi sebagai narasumber dalam dialog bertajuk “Malam Bacarita deng Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan” yang digelar di aula Mapalus Kantor Gubernur Sulut, Sabtu (18/3/2023) malam.
“Tahapan pemilu jalan terus, dan KPU telah menempuh langkah hukum dengan mengajukan banding terhadap putusan PN Jakarta Pusat tersebut,” kata Tinangon.
Menurutnya, sebagai negara demokrasi sekaligus negara hukum, maka sepatutnya setiap ketidakpuasan harus ditempuh melalui jalur hukum.
Lebih lanjut Tinangon menyebut, KPU berpendapat bahwa bukan kewenangan PN untuk memeriksa dan memutus perkara perselisihan atau sengketa proses pemilu.
“Konstruksi penegakan hukum pemilu (electoral law enforcement) sebagaimana diatur undang-undang pemilu mengatur bahwa sengketa proses pemilu jalur penyelesaiannya di Bawaslu. Kemudian Pengadilan Tata Usaha Negara apabila calon peserta pemilu tidak puas dengan putusan Bawaslu,” ungkap Tinangon yang pernah menjabat Ketua Divisi Hukum dan Pengawasan KPU Sulut.
Selain Tinangon, dialog yang mengangkat tema “Menjaga Harmoni Kebhinekaan dalam Mewujudkan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 yang Demokratis” ini menghadirkan narasumber lainnya yaitu pakar hukum Bivitri Susanti dan Ketua Bawaslu Sulut, Ardilles Mewoh. Dialog tersebut dipandu oleh Ketua KPID Sulut, Reidi Sumual.
Sebelumnya Gubernur Sulut Olly Dondokambey menyampaikan sambutan, dilanjutkan dengan pemaparan Menkopolhukam Mahfud MD yang bertindak sebagai keynote speaker.
Dalam kesempatan tersebut, Menkopolhukam Mahfud MD memberikan apresiasi kepada Gubernur Sulut Olly Dondokambey, sambil memuji kemajemukan dan kerukunan yang semakin kokoh terjalin di Sulut. Menurutnya, Sulut, khususnya Manado merupakan laboratorium pluralisme yang hebat di Indonesia. (Etzar Frangky Tulung)