Uwa Idang dalam Renda Kenangan dan Doa

Oleh: Matt Rey Kartorejo
SUASANA DUKA menyelimuti kediaman keluarga Bustan Hasania Kodu. Kabar meninggalnya Suriati Kodu, istri Bustan Hasania, membuat banyak orang terkejut. Keluarga, tetangga, sahabat, bahkan masyarakat Bulawan, Kecamatan Kotabunan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), merasa terpukul.
Mama Anda, sapaan Suriati Kodu, menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Prof. Dr. R. D. Kandou, Manado, pada Rabu, 4 Mei 2022, pukul 11.00 Wita. Itu setelah sekian lama tokoh panutan masyarakat ini berjuang melawan sakit.
Kepergian Mama Anda meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya. Bahkan mereka seolah masih belum percaya, kalau almarhumah sebenarnya sudah tiada.
“Masih belum percaya kalau Uwa Idang so maninggal. Tapi memang so bagitu, so kehendak Tuhan. Sekarang cuma mo ba doa, mudah-mudahan Uwa Idang akan diberikan tempat yang layak di sisi Allah Subhanahu wataala,” ucap Risma Dama.
“So nda ada yang mo baba gara pa Icel kasiang,” tutur Risma sambil menangis tersengut-senggut.
Ia mengaku sangat merasa kehilangan. Menurutnya, Suriati yang akrab disapa Uwa Idang, adalah sosok yang begitu baik dan banyak sekali kontribusi terhadap keluarganya.
Risma sedikit berkisah. Diceritakan tentang kejadian yang ia rasakan beberapa tahun lalu. Pada waktu itu, ia dilarikan ke Rumah Sakit Bethesda Tomohon, karena mengalami pendarahan saat melahirkan anak keduanya. Kala itu, tanpa diminta, Uwa Idang ikut mendampinginya sampai di rumah sakit. Ia rela mengorbankan waktu, tenaga, uang, dan bahkan segenap jiwa untuk menolong Risma. Hal itu yang tidak pernah terlupakan. Segala kebaikan almarhumah masih tersimpan rapi di memorinya.
“Uwa kasiang eh, Uwa orang bae, kita nda pernah mo lupa Uwa pe bae,” tutur wanita yang akrab disapa Mama Iren ini sambil meneteskan air mata.
DUA HARI SEBELUM MENINGGAL DUNIA UWA IDANG SEMPAT UTARAKAN NIATNYA
Sebelum dipanggil Sang Khalik, Risma Dama menyempatkan diri menjenguk Uwa Idang di rumah sakit. Saat berbincang-bincang, almarhumah mengutarakan niatnya kalau ia ingin melaksanakan haji kecil (umrah) di Makkah.
“Kita suka mo ba umrah, tapi tau jo kalu kita masih mo dapa riki hari raya,” kata Risma menirukan ucapan Uwa Idang.
Mendengar perkataan itu, Risma menangis dan langsung memeluk Uwa Idang. Ia kemudian memberikan semangat dan motivasi. “Sabar, Uwa Idang tetap mo sehat,” ujar Risma menghibur.
Mama Anda kemudian berpesan dan memberikan nasehat kepada Risma. Ia mengatakan agar anak sulung perempuan Risma, harus dijaga dengan baik. “Ngana pe anak cantik au, jaga bae-bae pa Iren,” pinta Uwa Idang sambil menangis.
BUPATI SACHRUL IKUT SALAT JENAZAH DI DESA BULAWAN
Prosesi pemakaman Suriyati Kodu, dihadiri Bupati Bolaang Mongondow Timur, Sam Sachrul Mamonto. Saat jenazah akan disalatkan, tampak
Bupati Sachrul, ikut melakukan salat jenazah Suriyati Kodu, di rumah almarhumah, Desa Bulawan, Kecamatan Kotabunan, Rabu (4/5/2022).
Papa Icat sapaan akrab bupati, berdiri di saf paling depan. Usai menyolatkan, bupati tampak mengayunkan tangan untuk mendoakan jenazah almarhumah.
TIGA MALAM KEPERGIAN ALMARHUMA SURIATI BERTEPATAN HUT SUAMI
Tiga malam kepergian Suriati Kodu menghadap Sang khalik, bertepatan dengan hari ulang tahun (HUT) Bustan Hasania. Suami almarhumah genap usia ke-48 tahun. Kesedihan serta rindu tak dapat dibendung. Air matanya seakan tak bisa berhenti. Ia sangat merasa kehilangan. Di momen HUT itu, hanya doa yang terus dipanjatkan sang suami bagi istri tercintanya.
“Alfatehah Suriati Kodu, isteriku. Doa arwah tiga malam bertepatan dengan HUT-ku yang ke-48 tahun. Senyum di akhir hayatmu adalah hadiah yang terakhir darimu,” tulis Bustan Hasania di status WhatsApp miliknya, pada Jumat, 6 Mei 2022.
Orang yang kita kasihi dan meninggalkan kita, pasti menimbulkan perasaan sedih. Apalagi jika orang yang kita sayangi pergi mendahului meninggalkan dunia.
NASEHAT BAGI KELUARGA YANG DITINGGALKAN
Kullu nafsin zaa iqatul maut. (Setiap yang bernyawa akan merasakan mati). Qs. Al-Ankabut ayat 57.
Semua mahluk hidup yang ada di dunia ini suatu hari pasti akan merasakan kematian, dan hanya kepada Allah Swt kita semua kembali.
Semua yang bersifat duniawi, tidak akan kekal. Harta, pangkat, jabatan, istri yang kita sayangi, anak-anak, mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, rela atau tidak rela, sekali waktu kalau tidak mereka yang meninggalkan kita, pasti kita yang akan meninggalkan mereka.
Genap tiga malam kepergian almarhumah Suriati Kodu menghadap Sang Ilahi, keluarga terus mengirimkan doa sebagai hadiah terakhir. Selain mengirim doa, pembacaan arwah tiga malam terselip nasehat-nasehat untuk keluarga yang ditinggalkan. Berharap kepada keluarga, agar terus mengirimkan doa bagi almarhumah di setiap langkah, bahkan di sepanjang hidup.
“Torang samua mengharapkan kepada Pak Bustan, keluarga, dan adik-adik yang ditinggalkan, agar tetap berdoa setiap hari. Bahkan sepanjang hidup kita ini, hendaknya kita doakan mereka yang mendahului kita,” pinta salah satu tokoh agama Boltim, Djohar Makangiras.
Sesungguhnya Allah Swt Tuhan Yang Maha Kuasa memiliki hak untuk memberi dan mengambil sesuatu dari hamba-Nya. Segala sesuatu yang ada di dunia ini dibatasi oleh kematian.
Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan atas kepergian almarhumah. Dan mudah-mudahan almarhumah ditempatkan di tempat yang istimewa di sisi Allah Swt. (*)